PENGALAMAN BAHASA PERTAMA MASUK SMA
pengalaman bahasa yang saya di dengar dari pertama masuk sekolah di SMA. Sebelum mulai masuk sekolah menengah atas saya harus mengikuti acara pengenalan lingkungan sekolah terlebih dahulu selama 3 hari, setelah acara mpls selesesai seluruh siswa di bagikan kelas A sampai E ,dan saya mendapatkan kelas A. Saya mulai bergabung dengan teman yang dari berbagai daerah saya mulai berteman dengan mereka setelah masuk kelas tersebut. Dalam satu kelas banyak sekali orang yang berasal dari suku dayak, setiap mereka bicara selalu menggunakan bahasa yang sulit di pahami, bahasa yang mereka bicarakan misalnya kate humah nuan tau kangap, dinai nuan pitok, nuan nyahuk ngimai olahraga gelemai tok. Saya mulai bingung apa yang mereka bicarakan, setelah mendengarkan mereka bicara saya hanya bisa tersenyum. Terus ada salah satu teman saya yang mengerti bahasa mereka dia pun memberitahukan arti dari bahasa yang mereka bicarakan ternyata mereka menanyakan kenapa rumah kamu gelap, kamu sekarang ada di mana, sore ini bisakan ikut acara olahraga di sekolah. Setelah itu saya baru mulai paham apa yang mereka bicarakan di dalam kelas tadi. Mulai itulah saya belajar memahami bahasa daerah orang lain, supaya tidak kebingungan untuk mendengarkannya, setelah 3 tahun di SMA dan selalu satu kelas dengan berbagai daerah saya membiasakan diri untuk berinteraksi dengan bahasa orang lain.Ternyata berbicara menggunakan bahasa orang lain itu menyenangkan, di situ kita bisa menghargai bahasa daerah mereka, tidak sembarang membicarakan bahasa yang tidak pantas di dengarkan.
Senin, 23 September 2019
PENGALAMAN BAHASA
Di sini saya akan menceritakan pengalaman bahasa yang saya di dengar dari pertama masuk sekolah di SMA. Sebelum mulai masuk sekolah menengah atas saya harus mengikuti acara pengenalan lingkungan sekolah terlebih dahulu selama 3 hari, setelah acara mpls selesesai seluruh siswa di bagikan kelas A sampai E ,dan saya mendapatkan kelas A. Saya mulai bergabung dengan teman yang dari berbagai daerah saya mulai berteman dengan mereka setelah masuk kelas tersebut. Dalam satu kelas banyak sekali orang yang berasal dari suku dayak, setiap mereka bicara selalu menggunakan bahasa yang sulit di pahami, bahasa yang mereka bicarakan misalnya kate humah nuan tau kangap, dinai nuan pitok, nuan nyahuk ngimai olahraga gelemai tok. Saya mulai bingung apa yang mereka bicarakan, setelah mendengarkan mereka bicara saya hanya bisa tersenyum. Terus ada salah satu teman saya yang mengerti bahasa mereka dia pun memberitahukan arti dari bahasa yang mereka bicarakan ternyata mereka menanyakan kenapa rumah kamu gelap, kamu sekarang ada di mana, sore ini bisakan ikut acara olahraga di sekolah. Setelah itu saya baru mulai paham apa yang mereka bicarakan di dalam kelas tadi. Mulai itulah saya belajar memahami bahasa daerah orang lain, supaya tidak kebingungan untuk mendengarkannya, setelah 3 tahun di SMA dan selalu satu kelas dengan berbagai daerah saya membiasakan diri untuk berinteraksi dengan bahasa orang lain.
Di sini saya akan menceritakan pengalaman bahasa yang saya di dengar dari pertama masuk sekolah di SMA. Sebelum mulai masuk sekolah menengah atas saya harus mengikuti acara pengenalan lingkungan sekolah terlebih dahulu selama 3 hari, setelah acara mpls selesesai seluruh siswa di bagikan kelas A sampai E ,dan saya mendapatkan kelas A. Saya mulai bergabung dengan teman yang dari berbagai daerah saya mulai berteman dengan mereka setelah masuk kelas tersebut. Dalam satu kelas banyak sekali orang yang berasal dari suku dayak, setiap mereka bicara selalu menggunakan bahasa yang sulit di pahami, bahasa yang mereka bicarakan misalnya kate humah nuan tau kangap, dinai nuan pitok, nuan nyahuk ngimai olahraga gelemai tok. Saya mulai bingung apa yang mereka bicarakan, setelah mendengarkan mereka bicara saya hanya bisa tersenyum. Terus ada salah satu teman saya yang mengerti bahasa mereka dia pun memberitahukan arti dari bahasa yang mereka bicarakan ternyata mereka menanyakan kenapa rumah kamu gelap, kamu sekarang ada di mana, sore ini bisakan ikut acara olahraga di sekolah. Setelah itu saya baru mulai paham apa yang mereka bicarakan di dalam kelas tadi. Mulai itulah saya belajar memahami bahasa daerah orang lain, supaya tidak kebingungan untuk mendengarkannya, setelah 3 tahun di SMA dan selalu satu kelas dengan berbagai daerah saya membiasakan diri untuk berinteraksi dengan bahasa orang lain.
Jumat, 13 September 2019
Hidup di perantauan
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Perkenalkan nama saya Devi Anggreni asal dari kabupaten kapuas hulu kecamatan selimbau, alumni dari SMAN 01 selimbau dan saya punya 3 saudara.
Selama 12 tahun saya sekolah tidak pernah berpisah dari kedua orang tua sekarang saya harus bisa jauh dari mereka demi masa depan. Kadang saya merasakan bahwa hidup itu membosankan karena merasa kurang tantangan, saya juga merasakan bahwa selama ini hanya menjalani hari-hari dalam berenggu kenyamanan. Pergi merantau adalah salah-satu usaha saya untuk membahagiakan orang tua. Di tanah rantau, saya berharap bisa menemukan kembali tantangan yang dulu sempat buat hidup menjadi bosan. Namun kenyataannya hidup di perantauan tidak semudah yang di bayangkan, banyak hal-hal baru yang membuat kelelahan bahkan terpaksa menangis karena hidup terasa susah tanpa orang tua. Hidup di kota orang memang tak senyaman ketika berada di kampung halaman sendiri. Kelanjutan hidup sepenuhnya bukan lagi bergantung pada ibu,ayah dan keluarga.Saat uang di tabungan pelan-pelan terkikis karena kebutuhan sehari-hari,di sini saya harus pintar-pintar mengatur keuangan agar sisa tabungan yang ada cukup untuk kebutuhan tidak harus selalu menyusahkan mereka di kampung.Susah senang saya harus bisa jalani sendiri,sakit nya saya juga bisa menjadi motivasi untuk selalu kuat.Rasa sakit itu justru membuatku semakin rindu akan rumah dan orang tua.Saya harus bisa meyakinkan kepada mereka kalau perantauan saya tidak sia-sia dan membuat mereka bangga.Dari hal tersebut perlahan saya belajar akan arti dari sebuah kedewasaan dan kemandirian.Proses menuju dewasa di tanah rantau memanglah tidak mudah cukup jalani apa yang harus di capai dan jalani dengan tabah.Yakin dan percaya kalau saya bisa seperti orang-orang yang sukses.
Terima kasih kota perantauan,darimu aku belajar tentang segala apa yang tidak pernah aku tau,bisa membuat aku menjadi orang yang kuat dalam menghadapi semua masalah,dan dari tanah rantau aku bisa belajar kemandirian yang sebenarnya.
assalamualaikum warahmatullahi wabarakatullah
Perkenalkan nama saya Devi Anggreni asal dari kabupaten kapuas hulu kecamatan selimbau, alumni dari SMAN 01 selimbau dan saya punya 3 saudara.
Selama 12 tahun saya sekolah tidak pernah berpisah dari kedua orang tua sekarang saya harus bisa jauh dari mereka demi masa depan. Kadang saya merasakan bahwa hidup itu membosankan karena merasa kurang tantangan, saya juga merasakan bahwa selama ini hanya menjalani hari-hari dalam berenggu kenyamanan. Pergi merantau adalah salah-satu usaha saya untuk membahagiakan orang tua. Di tanah rantau, saya berharap bisa menemukan kembali tantangan yang dulu sempat buat hidup menjadi bosan. Namun kenyataannya hidup di perantauan tidak semudah yang di bayangkan, banyak hal-hal baru yang membuat kelelahan bahkan terpaksa menangis karena hidup terasa susah tanpa orang tua. Hidup di kota orang memang tak senyaman ketika berada di kampung halaman sendiri. Kelanjutan hidup sepenuhnya bukan lagi bergantung pada ibu,ayah dan keluarga.Saat uang di tabungan pelan-pelan terkikis karena kebutuhan sehari-hari,di sini saya harus pintar-pintar mengatur keuangan agar sisa tabungan yang ada cukup untuk kebutuhan tidak harus selalu menyusahkan mereka di kampung.Susah senang saya harus bisa jalani sendiri,sakit nya saya juga bisa menjadi motivasi untuk selalu kuat.Rasa sakit itu justru membuatku semakin rindu akan rumah dan orang tua.Saya harus bisa meyakinkan kepada mereka kalau perantauan saya tidak sia-sia dan membuat mereka bangga.Dari hal tersebut perlahan saya belajar akan arti dari sebuah kedewasaan dan kemandirian.Proses menuju dewasa di tanah rantau memanglah tidak mudah cukup jalani apa yang harus di capai dan jalani dengan tabah.Yakin dan percaya kalau saya bisa seperti orang-orang yang sukses.
Terima kasih kota perantauan,darimu aku belajar tentang segala apa yang tidak pernah aku tau,bisa membuat aku menjadi orang yang kuat dalam menghadapi semua masalah,dan dari tanah rantau aku bisa belajar kemandirian yang sebenarnya.
assalamualaikum warahmatullahi wabarakatullah
Langganan:
Postingan (Atom)