Selasa, 15 Juni 2021

Efektifitas pembelajaran melalui metode daring (online) dalam masa darurat covid-19

 Laporan bacaan:Efektivitas pembelajaran melalui metode daring (online)  dalam masa darurat covid-19

Devi Anggreni:11901261

Saat ini pandemi covid lagi menjadi topik pembahasan yang masih hangat di Indonesia pandemi Covid-19 sudah hampir 3 bulan membuat segala sesuatu dikerjakan dari rumah. Kebijakan-kebijakan pemerintah demi terputusnya rantai penyebaran Covid-19 meminta masyarakat untuk semakin memiliki kesadaran pentingnya stay at home, mencuci tangan dengan sabun, physical distancing, dan memakai masker jika ada urusan penting yang memaksa untuk keluar rumah. Kondisi seperti ini tentulah tidak mudah dihadapi, apalagi untuk orang-orang yang tidak terbiasa atau yang tidak bisa bekerja dari rumah. Hal inipun dirasakan oleh saya sebagai Dosen/Tenaga Pendidik. Melakukan proses pembelajaran dari rumah secara online atau daring tidak semudah yang dibayangkan. Begitu banyak hal yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang kita rancangkan sebelumnya, diantaranya strategi pembelajaran, metode, model, bahkan ketersediaan fasilitas yang menunjang dalam melakukan pembelajaran online atau daring tersebut. hikmah dari adanya Pandemi Covid-19 ini, dimana kita bisa merasakan proses pembelajaran yang tidak dibatasi oleh ruang kelas, namun bisa dimanapun dan kapanpun. Dan ini adalah kali pertama dimana hampir seluruh tenaga pendidik di Indonesia melaksanakan proses pembelajaran lewat online atau daring. Memang kita sudah berada pada Era Revolusi Industry 4.0 yang menuntut kita untuk semakin pintar memanfaatkan teknologi dalam memudahkan pekerjaan yang kita lakukan. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa belum semua pihak siap menerima kondisi pembelajaran seperti ini, baik itu pihak Dosen/Guru sebagai tenaga pendidik maupun pihak mahasiswa/siswa sebagai peserta didik.Terganggunya perekonomian orang tua/wali mahasiswa juga menjadi kendala yang membuat sebagian mahasiswa hanya memiliki kemampuan untuk membeli sedikit kuota internet ataupun bahkan tidak mampu membelinya. Walaupun ada beberapa kampus yang membantu penyediaan kuota internet untuk mahasiswanya, namun pada kenyataannya masih ada juga mahasiswa-mahasiswa yang tidak merasakan dan menikmati bantuan itu. Selain itu, kita juga tidak bisa menutup mata dengan keadaan mahasiswa yang tidak memiliki akses internet yang lancar di kampung halaman mereka. Namun, bukan berarti membuat kita menyepelekan proses pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 ini. Kompetensi dan kemampuan tenaga pendidik untuk berinovasi dan tetap bertanggung jawab menjalankan tugas tanggungjawab sebagai pengajar juga menjadi komponen penting yang mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif kita tidak bisa menyalahkan keadaan atau bahkan berhenti dan menyerah karena keadaan. Apapun yang terjadi pendidikan akan terus berjalan. Dibutuhkan kerjasama antara Dosen/Guru sebagai tenaga pendidik dan Mahasiswa/Siswa sebagai anak didik untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan mampu mencapai tujuan pembelajaran.Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar