Minggu, 18 April 2021

Kurikulum Dalam Pendidikan

 Nama:Devi Anggreni

Nim:11901261

Kelas:PAI 4B

Makul:Magang 1

Laporan bacaan 2:Kurikulum Dalam Pendidikan

file:///C:/Users/USER/Downloads/1934-5161-1-PB.pdf

Menurut pendapat saya kurikulum memiliki posisi paling penting dalam pendidikan untuk mewujudkan cita-cita. Kurikulum pendidikan merupakan suatu rancangan atau program studi yang berhubungan dengan materi atau pelajaran Islam, tujuan proses pembelajaran,metode dan pendekatan, serta bentuk evaluasinya. Kurikulum disusun oleh para pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta masyarakat lainnya. Rencana ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat. Kurikulum dalam pengertian mutakhir adalah semua kegiatan yang memberikan pengalaman kepada siswa (anak didik) di bawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah. Kurikulum pendidikan bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikiran dan hati generasi muda, pemulihan akhlak dan membangunkan jiwa rohani. Ia juga bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara kontinu, gabungan pengetahuan dan kerja, kepercayaan dan akhlak, serta penerapan amalan teori dalam hidup. Menurut definisi yang dikemukakan oleh Doll (1974; 22) (Syaodih Sukmadinata, 2017: 5) kurikulum memiliki pengertian yang luas tidak hanya sekedar memuat pengertian berkaitan dengan proses belajar saja,melainkan memberikan perubahan lingkup yang memuat pengalaman belajar anak di lingkungan. Namun, menurut Mauritz Johnson (1967; 130) (Syaodih Sukmadinata, 2017: 5) pendapat dari Doll tersebut disanggah dengan alas an bahwa pengalaman hanya akan muncul ketika adanya interaksi peserta didik dengan lingkungannya. Interaksi bukan merupakan kurikulum melainkan pengajaran. Dalam penjelasannya Johnson menegaskan bahwa pengajaran memuat perencanaan isi, kegiatan belajar mengajar, evaluasi. Sedangkan kurikulum hanya berkenaan dengan hasil-hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik. jika perubahan merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari maka perubahan itu pun tidak dapat di arahkan hanya kepada sebagian sub pendidikan saja, melainkan mengarah kepada seluruh aspek pendidikan, dalam hal ini tidak terkecuali kepada kurikulum sebagai sebuah kerangka program dalam melaksanakan sebuah proses pendidikan.

Terdapat dua jenis tujuan yang terkandung di dalam kurikulum satuan pendidikan atau sekolah sebagai berikut:

1) Tujuan kurikulum

a) Tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memiliki sejumlah tujuan yang ingin dicapainya yang telah dirancang dalam bentuk pengetahuan,keterampilan serta sikap.

b) Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi

Setiap bidang studi dalam kurikulum suatu sekolah juga mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan inipun digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah mempelajari suatu bidang studi pada sekolah tertentu,Kurikulum berisi tentang materi pembelajaran yang diprogramkan dan disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Dari Beberapa pendapat tadi dapat diketahui bahwa kurikulum pada hakikatnya adalah rancangan mata pelajaran bagi suatu jenjang pendidikan tertentu dan dengan menguasainya seseorang dapat dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan ijazah.Dengan adanya pengakuan format ijazah anak didik memperoleh kesempatan yang besar dalam melanjutkan pendidikan dan mencari pekerjaan.

Mengenai kurikulum dapat diberikan kesimpulan bahwa kurikulum bukan sekedar memuat sejumlah data pelajaran akan tetapi meliputi seperangkat proses atau segala usaha sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti pengalaman pendidikan,sumber pengajaran baik yang berada didalam maupun diluar sekolah seperti surat kabar,televisi,radio dll yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Fungsi Kurikulum

Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: 

A. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendididkan Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan.dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

B. Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan 2) Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah,tersebut, fungsi ini meliputi: a. Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan b. Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan c. Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan.

C. Fungsi kurikulum yang ada di atasnya 1) Fungsi Kesinambungan Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum yang dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan kurikulm yang diselenggarakannya. 2) Fungsi Peniapan Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik mengenai isi, organisasi, maupun cara mengajar.

D. Fungsi Kurikulum Bagi Guru Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum

sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembanga kurikulum dalam rangaka pelaksanaan kurikulum tersebut.

E. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan

barometer atau alat pengukur keberhasilanprogram pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah kcegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang berlaku.

F. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor) Bagi para pengawas, fungsi kurikulum

dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang

memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.

G. Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan,

masyarakat bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilaiserta keterampilan yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kuri-kulum suatu sekolah.

H. Fungsi Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan Instansi atau perusahaan yang memper-gunakan tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas dan kualitas agar dapat meningkatkan produktivitas. 



ASAS-ASAS KURIKULUM


A. Asas Filosofis

            Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti dalam penyusunan kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah bangsa yang dianut. Falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosopis, philo, philos, philen yang berarti cinta, pecinta, mencintai, sedang Sophia berarti kebijaksanaan, kearifan, nikmat, hakikat, dan kebenaran.


B. Asas Psikologi

       Asas psikologi berarti kegiatan yang mengacu pada hal-hal yang bersifat psikologi. Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu pelayanan yang diperuntukkan pada siswa, oleh karena dalam psikologi juga dibahas aspek psikis yang terdapat pada Manusia sebagai makhluk yang bersifat unitas multiplex yang terdiri atas sembilan aspek psikologi yang kompleks.

C. Asas Sosial Budaya/Asas Sosiologi

            Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki berbagai gejala sosial hubungan antar individu dengan individu, antar golongan, lembaga sosial yang disebut juga ilmu masyarakat. Dunia sekitar merupakan lingkungan hidup bagi manusia. Masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama hingga mereka mengatur diri mereka sendiri dan menganggap sebagai suatu kesatuan sosial. Sekolah adalah institusi sosial yang didirikan dan ditujukan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Maka kurikulum sekolah dalam penyusunan dan pelaksanaan banyak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial yang berkembang dan selalu berubah di dalam masyarakat.

D. Asas Organisatoris

            Asas ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akan disajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan, misalnya dalam bentuk broad field atau bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa, dan lain-lain. Ataukah diusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran (dalam bentuk kurikulum terpadu).

            Penganut ilmu jiwa asosiasi akan memilih bentuk organisasi kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran, sedangkan penganut ilmu jiwa Gestalt akan cenderung memilih kurikulum terpadu. 8 Ilmu jiwa asosiasi yang berpendirian bahwa keseluruhan sama dengan jumlah bagian-bagiannya, cenderung memilih kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran, yang dengan sendirinya akan terpisah-pisah. Sebaliknya, ilmu jiwa Gestalt lebih mengutamakan keseluruhan karena keseluruhan itu bermakna dan lebih relevan dengan kebutuhan anak dan masyarakat.

            Perlu diingatkan kembali, bahwa tidak ada kurikulum yang baik dan tidak baik. Setiap organisasi kurikulum mempunyai kebaikan akan tetapi tidak lepas dari kekurangan ditinjau dari segi-segi tertentu. Selain itu, bermacam-macam organisasi kurikulum dapat dijalankan secara bersama di satu sekolah, bahkan yang satu dapat membantu atau melengkapi yang satunya. Kurikulum yang bagaimana yang harus dipilih? Pertanyaan itu diajukan karena macamnya kemungkinan. Dalam mengembangkan kurikulum harus diadakan pilihan, jadi selalu ada hasil semacam kompromi antara anggota panitia kurikulum. Sering dikatakan bahwa, kurikulum adalah soal pilihan. Dalam hal ini pilihan banyak bergantung pada pendirian atau sikap sE. Asas Teknologi

            Ilmu pengetahuan dan teknologi satu sama lain tidak dapat dipisahkan sebab ilmu pengetahuan yang hanya sebagai ilmu untuk bahan bacaan tanpa praktikan untuk kepentingan umat manusia hanyalah suatu teori yang mati. Sebaliknya praktik yang tanpa didasari oleh ilmu pengetahuan hasilnya akan sia-sia.

            Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan. Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan akan menyebabkan naiknya tingkat efektivitas dan efisien proses belajar mengajar selalu menonjolkan peranan guru, terutama dalam memilih bahan dan penyampaiannya.

            Dengan majunya teknologi informasi, diharapkan bahwa mengajar adalah membuat yang belajar mengajar diri sendiri, selanjutnya, system penyampaiannya tidak harus dengan tatap muka antara guru dan siswa. Sekarang peran guru dapat digantikan dengan media instruksional baik yang berupa media cetak maupun non cetak terutama media elektronik, misalnya komputer, internet, rekaman video, dan sebagainya. Dengan teknologi pendidikan modern, proses pembelajaran akan dilakukan dengan berbagai system penyampaiannya, misalnya system pembelajaran jarak jauh, yang penyampaiannya dengan cara menggunakan modul, Televisi Pendidikan Nasional, siaran radio, pendidikan, metode berprogram internet dan sebagainyaeseorang tentang pendidikan.



Komponen Kurikulum

Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya. 

Jadi kurikulum dapat disimpulkan sebagai berikut Kurikulum adalah suatu kegiatan pendidikan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentukbentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar,pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan halhal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan kurikulum Pendidikan Islam adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan, serta cara pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Ia merupakan sekumpulan studi keislaman yang meliputi al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, Tarikh, dan Kebudayaan Islam. Dalam kurikulum Pendidikan Islam harus memperhatikan beberapa hal diantaranya sesuai dengan fitrah manusia, mencakup kepentingan umat Islam pada umumnya, bersifat realistic, komprehensif dan kontinuitas.

Selasa, 13 April 2021

PEMBELAJARAN ONLINE

 Nama : Meilani Wahyu Putri

Nim : 11901316

Kelas : PAI 4B

Makul : Magang 1

Bahasa inggris adalah salah satu bahasa

yang di pelajari di seluruh dunia karena bahasa

inggris merupakan bahasa international yang

mencakup semua aspek global baik untuk anakanak, pertukaran mahasiswa ke perguruan

tinggi luar negeri, pengusaha,pedagang besar,

atau pejabat tinggi. Manfaat mempelajari

bahasa inggris sendiri tidak terlalu jauh dengan

tujuannya, hanya saja sebagai manfaat tentunya

hal ini diartikan lebih spesifik. Dengan

menguasai bahasa inggirs seseorang dapat

berkomunikasi lebih jauh, sehingga

wawasannya dalam teknologi informasi sendiri

akan lebih terbuka dan dengan itu pastinya

seorang IT telah memiliki modal besar untuk

melangkah dalam dunia yang kemajuan

teknologinya selalu bergerak maju.

Sebagai sarana komunikasi global,

bahasa Inggris harus dikuasai secara aktif baik

lisan maupun tulisan. Tidaklah mustahil

perkembangan teknologi yang semakin pesat

menuntut kita untuk lebih proaktif dalam

menanggapi arus informasi global sebagai aset

dalam memenuhi kebutuhan pasar. Sebagai

bahasa pergaulan dunia bahasa Inggris bukan hanya sebagai kebutuhan akademis karena

penguasaannya hanya terbatas pada aspek

pengetahuan bahasa melainkan sebagai media

komunikasi global.

Seiring dengan perkembangan jaman,

penggunaan TIK khususnya internet untuk

pendidikan di Indonesia terus berkembang.

Pengembangan pendidikan menuju e-learning

merupakan suatu keharusan agar standar mutu

pendidikan dapat ditingkatkan, karena elearning merupakan penggunaan teknologi

internet dalam penyampaian pembelajaran

dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga

kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan

jaringan dengan kemampuan untuk

memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan

membagi materi ajar atau informasi, (2)

pengiriman sampai ke pengguna terakhir

melalui komputer dengan menggunakan

teknologi internet yang standar, (3)

memfokuskan pada pandangan yang paling luas

tentang pembelajaran di balik paradigma

pembelajaran tradisional, dengan demikian

urgensi teknologi informasi dapat dioptimalkan

untuk pendidikan (Rosenberg, 2001:28).

Menurut Arikunto (1993:38) bahwa

guru diharapkan sanggup menciptakan proses

pembelajaran yang berkualitas tinggi sehingga

mampu menghasilkan prestasi belajar siswa.

Tugas utama seorang guru adalah untuk

membantu siswa dalam belajar. Ada 3 fungsi

yang dapat diperankan guru dalam

pembelajaran, yakni : (1) sebagai perancang

pembelajaran, (2) pengelola pembelajaran, dan

(3) evaluator pembelajaran. Sebagai perancang

atau perencana pembelajaran, seorang guru

diharapkan mampu merancang pembelajaran

agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien,

untuk itu guru dituntut memiliki pengetahuan

yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar

sebagai dasar untuk merancang kegiatan

pembelajaran dengan memilih media

pembelajaran, merumuskan tujuan, memilih

bahan, memilih metode/pendekatan dan

mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Sebagai

pengelola pembelajaran seorang guru harus

mampu mengelola seluruh proses kegiatan

pembelajaran dengan menciptakan kondisi

belajar yang dinamis dan kondusif, sehingga

guru dituntut secara terus menerus memantau

hasil belajar yang telah dicapai siswa dan selalu

berusaha meningkatkannya.

Melalui E-Learning Moodle (Modular

Object Oriented Dynamic Learning

Environment) yang merupakan salah satu dari

Learning Management System (LMS)

diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses

belajar mengajar, meningkatkan motivasi,

memfasilitsasi belajar aktif, memfasilitasi

belajar eksperimental, konsisten dengan belajar

berpusat pada siswa, memandu belajar lebih

baik, serta belajar dengan keinginan sendiri dan

dengan kecepatan yang disesuaikan sendiri

meningkatkan pemahaman akan isi (MPB TIK

2010).

Banyak pengertian tentang belajar

yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya

adalah pengertian yang dikemukakan oleh

Thorndike (1911, 60) “ proses belajar adalah

trial and error learning (beajar dari uji coba),

atau yang disebut sebagai selecting and

connecting (pemilihan dan pengaitan)”. Teori

ini sering pula disebut “trial and error

learning” individu yang belajar melakukan

kegiatan melalui proses “trial and error” dalam

rangka memilih respon yang tepat bagi stimulus

tertentu. Dari eksperimen yang dilakukan oleh

Thorndike, ia menemukan hukumnya yaitu : 1)

law of readiness : jika reaksi terhadap stimulus

didukung oleh kesiapan untuk bertindak atau digunakannya hubungan stimulus respon, makin kuat hubungan itu. Praktek perlu disertai dengan “reward” 3) law of effect : apabila  terjadi hubungan antara stimulus dan respon,dan dibarengi dengan “state of affair” yang mengganggu, maka kekuatan hubungan menjadi berkurang Definisi lain tentang belajar dikemukakan oleh Morgan dan kawan-kawan (1986, 58) yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Apa yang dikemukakan oleh Morgan dan kawan-kawan ini senada dengan pernyataan yang dikemukakan oleh para ahli lainnya yang menyatakan bahwa belajar sebagai proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku karena adanya reaksi terhadap suatu situasi tertenetu atau karena adanya proses yang terjadinyan internal di dalam diri seseorang Perubahan tersebut tidak terjadi karena adanya warisan genetic, atau respon secara alamiah, kedewasaan, atau keadaan organisma yang bersifat temporer, sepengaruh obatrti misalnya karena kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa takut, dan sebagainya. Serta dapat merupakan perubahan dalam pemahaman, tingkahlaku, persepsi, motivasi, atau gabungan dari semuannya.. Djiwandono (2006:173) mengatakan

beberapa keuntungan penting dari belajar

menemukan (discovery learning). Pertama,

discovery learning menimbulkan keingintahuan

siswa, dapat memotivasi mereka untuk

melanjutkan pekerjaan sampai mereka

menemukan jawaban-jawaban. Kedua,

pendekatan ini dapat mengajarkan keterampilan

menyelesaikan masalah secara mandiri dan

memaksa siswa untuk menganalisis dan

memanipulasi informasi dan tidak hanya

menyerap secara sederhana saja.

Sementara menurut Gagne, belajar

tidak merupakan sesuatu yang terjadi secara

alamiah tetapi hanya akan terjadi dengan

adanya kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi

(1) internal, yang antara lain menyangkut

kesiapan pebelajar dan apa yang telah dipelajari

sebelumnya (prerequisite), (2) eksternal, yang

merupakan situasi belajar dan penyajian stimuli

yang secara sengaja diatur oleh guru dengan

tujuan memperlancar proses belajar. Tiap-tiap

jenis hasil belajar memerlukan kondisi-kondisi

tertentu yang perlu diatur dan dikontrol

(Reigeluth, 1983:81).

Menurut teori sibernetik, belajar adalah

pengolahan informasi. Menurut teori ini yang

terpenting adalah sistem informasi dari apa

yang akan dipelajari pebelajar. Sedangkan

bagaimana proses belajar akan berlangsung,

akan sangat ditentukan oleh sistem informasi

ini. Oleh karena itu teori ini berasumsi bahwa

tidak ada satupun jenis cara belajar yang ideal

untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat

ditentukan oleh sistem informasi. Dalam

bentuknya yang lebih praktis, teori ini telah

dikembangkan antara lain oleh Landa dalam

bentuk pendekatan “algoritmik dan heuristic”.

Proses berpikir algoritmik yaitu proses berpikir

yang sistematis, tahap demi tahap, linier,

konvergen, lurus menuju satu target tujuan

tertentu. Contoh proses algoritmis adalah:

kegiatan menelpon, menjalankan mesin mobil,

dan lain-lain. Sedangkan cara berpikir heuristic

adalah cara berpikir divergen, menuju ke

beberapa target tujuan sekaligus. Memahami

suatu konsep yang mengandung arti ganda dan

penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk

menggunakan cara berpikir heuristic. Contoh

proses berpikir heuristic adalah: operasi

pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara

pemecahan masalah (Reigeluth, 1983:163).

Gordon dan Jeannette (2001:107)

mengatakan belajar seharusnya memiliki tiga

tujuan yaitu : (1) mempelajari keterampilan dan

pengetahuan tentang materi-materi pelajaran

spesifik, (2) mengembangkan kemampuan

konseptual umum, mampu belajar menerapkan

konsep yang sama atau yang berkaitan dengan

bidang-bidang lain, (3) mengembangkan

kemampuan dan sikap pribadi yang secara

mudah dapat digunakan dalam segala tindakan.

Dari beberapa konsep belajar di atas,

pada dasarnya belajar adalah suatu proses yang

menyangkut perubahan tingkah laku,

bertambahnya pengetahuan, keterampilan dan

sikap di mana dalam hal ini berupa fisik, mental

dan emosional akibat adanya interaksi yang

dilakukan dengan lingkungannya. Oleh sebab

itu, jika seseorang yang sedang melakukan

aktivitas belajar dan di akhir aktivitasnya telah

memperoleh perubahan dalam dirinya dengan

pengalaman baru, maka individu itu dapat

dikatakan telah mengalami proses belajar.

Perubahan inilah yang sering disebut sebagai

hasil belajar.

Perubahan perilaku akibat dari belajar

sering disebut sebagai hasil belajar. Arikunto

(2002:132) menyatakan bahwa hasil belajar

seseorang dapat berupa pengetahuan,

keterampilan dan sikap. Seseorang yang sudah

belajar akan mengalami terjadinya perubahan

dalam dirinya dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan dan sikap.

Djiwandono (2009:210) menegaskan

pendapat Bloom, bahwa ranah kognitif terdiri

dari : pengetahuan, penerapan, analisis, sintesis

dan evaluasi. Kemampuan pada ranah afektif

meliputi : penerimaan, partisipasi / tanggapan,

penghargaan / penentuan, sikap / penilaian,

pengorganisasian nilai dan pemeranan.

Kemudian kemampuan pada ranah

psikomotorik, meliputi : persepsi gerakan,

Kata media berasal dari kata medium yang

secara harfiah artinya perantara atau pengantar.

Banyak pakar tentang media pembelajaran yang

memberikan batasan tentang pengertian media.

Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997

: 2) “media adalah segala bentuk yang

dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media

menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”. Menurut Dabbagh dan Ritland (2005:15) pembelajaran online adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan), yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang berarti.Media pembelajaran online dapat diartikan sebagai media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna (user), sehingga pengguna (user) dapat mengendalikan dan mengakses apa yang menjadi kebutuhan pengguna, misalnya mengunduh sumber-sumber untuk materi Tenses pada pelajaran Bahasa Inggris . Keuntungan penggunaan media pembelajaran online adalah pembelajaran bersifat mandiri dan interaktivitas yang tinggi, mampu meningkatkan tingkat ingatan, memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan animasi yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi, dan juga memberikan kemudahan menyampaikan, meng-update isi, mengunduh, para siswa juga bisa mengirim email kepada siswa lain,mengirim komentar pada forum diskusi,memakai ruang chat, hingga link video conference untuk berkomunikasi langsung Media pembelajaran offline dapat diartikan sebagai media yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol/navigasi yang dapat digunakan oleh pengguna (user). media ini berjalan secara berurutan (in sequence).Misalnya media persentasi yang pada umumnya tidak dilengkapi alat untuk mengontrol apa yang akan dilakukan oleh pengguna. Persentasi berjalan sekuensial sebagai garis lurus sehingga dapat disebut media linier dan biasanya digunakan bila jumlah audiens lebih dari satu orang, sebagai contoh dapat dapat diwujudkan dalam bentuk CD.

KULTUR SEKOLAH

 Nama: Devi Anggreni

Nim:11901216

Kelas:PAI 4B

Makul:Magang 1


Judul:Kultur Sekolah

Laporan bacaan dari tema kultur sekolah judul jurnal tersebut yaitu kultur sekolah di sekolah menengah.http//journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/sakp/article/download/10109/9674.


Menurut saya pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam kehidupan manusia,Pendidikan menjadikan jalan bagi manusia untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan dalam mengembangkan potensi kecerdasan,manusia belajar dan terus mengembangkan potensinya dan mengubah pola pikir agar lebih baik.Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat berperan penting dalam peningkatan mutu pendidikan.Sekolah sebagai suatu sistem belajar memiliki 3 pokok yakni,proses belajar mengajar kepemimpinan serta kultur sekolah.Kultur sekolah disini menjadi aspek yang dapat meningkatkan mutu pendidikan,pendidikan yang bermutu tidak hanya dilhat dari peserta didik namun juga dilihat dari lingkungan sekolah.Setiap sekolah  memiliki kebijakan sendiri untuk meningkatkan kualitas,salah satu kebijakan sekolah adalah adanya tata tertib sekolah yang dibentuk oleh guru dan peserta didik,dengan tata tertib itu warga sekolah bisa melakukan sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dari tata tertib tersebut bisa membuat peserta didik menjadi terbiasa dengan hal-hal yang baik.Kultur sekolah yang positif sangat penting diterapkan disetiap sekolah salah satunya dengan cara menerapkan proses belajar mengajar yang kreatif dan inovatif.Dari beberapa jurnal dan artikel yang saya baca kultur sekolah menurut salah satu para ahli yaitu :Menurut wiyani (2012:99) ada beberapa nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah antara lain:jujur,tanggung jawab,cerdas,kreatif,sehat,bersih,peduli,dan gotong royong.Memiliki kultur sekolah yang positif bukanlah hal yang  mudah,tentunya sangat diperlukan peran penting bagi warga sekolah untuk menjaganya.Warga sekolah harus memiliki pemahaman kultur sekolah yang baik,dengan pemahaman kultur sekolah yang baik maka akan meningkatkan kesadaran untuk meningkatkan kultur sekolah yang positif.Sekolah dengan lingkungan yang bersih akan memberikan suasana belajar yang nyaman dan tenang supaya peserta didik dapat belajar dengan baik disekolah.Kultur sekolah yang baik dimiliki oleh setiap sekolah agar kualitas pedidikan juga semakin baik.Sekolah berperan untuk memberikan kebudayaan dari generasi kegenerasi yang harus memperhatikan kondisi masyarakat,sekolah juga merupakan salah satu institusi sosial yang dapat berpengaruh terhadap proses sosialisasi serta memiliki fungsi untuk kebudayaan dalam masyarakat kepada anak.Sekolah bukan hanya wadah untuk menampung siswa dalam menuntut ilmu tetapi juga untuk siswa beradaptasi dengan siswa yang lain,budaya sekolah tidak berlangsung singkatn akan tetapi merupakan perjalanan yang panjang yang terus diyakini dari masa kemasa oleh seluruh warga  sekolah,budaya dapat menjadi ciri khas dari suatu sekolah yang menjadi identitas yang melekat dengan nilai,keyakinan,serta yang berkembang didalam sekolah,budaya sekolah atau kultur sekolah berkembang dari waktu ke waktu sebagai pengalaman atas cerminan perilaku dan menjadi karakteristik dari suatu sekolah.Kultur sekolah memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan suatu sekolah,untuk itu peran kultur sekolah sangat penting untuk dipahami seluruh warga sekolah,karena kultur sekolah yang berkembang dapat menjadi ciri khas suatu sekolah tersebut,ciri khas tersebut akan melekat pada anggota-anggota sekolah yang dapat digambarkan dalam pola perilaku dan proses interaksi yang terus menerus menggenerasi dari waktu kewaktu.

Berikut yang dapat dikemukakan mengenai fungsi dan peran kultur sekolah:

A.Sebagai ciri khas yang dapat menjadi identitas serta citra suatu lembaga pendidikan,dalam fungsi dan peran kultur sekolah ini dapat menjadi ciri tersendiri dari suatu sekolah yang menjadi ciri khas dan membedakan antara sekolah satu dengan yang lainnya sesuai kultur yang berkembang didalam sekolah.

B.Sebagai pedoman,kultur sekolah dapat menjadi pedoman atau pandangan bagi warga sekolah dalam batasan berprilaku yang sudah disepakati dan menggenerasi dari waktu kewaktu.

C.Sebagai cara pemecahan masalah,kuktur sekolah dapat menjadi sebuah keyakinan cara untuk memecahkan masalah,terbentuknya kultur sekolah tidak dapat menggunakan cara yang singkat,untuk itu dalam hal ini kultur sekolah dapat menjadi keyakinan warga sekolah dalam memecahkan masalah menggunakan cara yang dipercayai dan dianggap benar untuk memecahkan suatu masalah,

D.Sebagai strategi,kultur sekolah dapat dijadikan sebagai strategi untuk sekolah sebagai bahan agar dapat dibanggakan ataupun sebagai nilai popularitas sekolah,strategi ini dapat difungsikan untuk  membuat kebijakan sekolah dalam mengolah sumber daya yang terdapat disesuatu lembaga pendidikan.

E.Sebagai tata nilai,dengan adanya kultur sekolah dapat menggambarkan situasi sosial sekolah seperti perilaku,dengan adanya tata nilai yang berkembang disekolah,sekolah dapat merealisasikan dalam kebijakan sekolah sebagai harapan bagi warga sekolah dalam mewujudkan tujuan dari adanya pendidikan yang dapat dimuat dalam visi serta misi disekolah.

Kultur sekolah juga tidak hanya berpengaruh pada kegiatan warga sekolah,akan tetapi juga mempengaruhi semangat dan motivasi seluruh warga sekolah dalam menjalani setiap kegiatan,kultur sekolah sangat berpengaruh yang mendalam terhadap proses dan cara belajar siswa.

Kultur sekolah dapat dibedakan menjadi 2 yaitu,kultur sekolah positif dan kultur sekolah negatif .Kultur sekolah positif merupakan kuktur sekolah yang dapat meningkatkan sekolah serta kehidupan seperti;sehat,kuat,stabil,dan aktif.Kultur sekolah yang positif dapat memperbaiki sekolah sehingga dapat memberikan peluang bagi sekolah dan warga sekolah untuk kinerja agar lebih efektif,untuk itu kultur sekolah yang positif harus terus dikembangkan dan menjadi tanggung jawab bagi selutuh warga sekolah.

Kultur sekolah yang negatif merupakan kultur sekolah yang tidak kondusif sehingga dapat menghambat sekolah dalam peningkatan pendidikan serta kualitas sekolah.

Dari beberapa jurnal dan artikel yang saya baca Djemari Mardapi (2003) juga mengemukakan kultur sekolah positif dan kultur sekolah negatif sebagai berikut:

A.Kultur sekolah yang positif merupakan kultur dimana sekolah menyediakan kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan,seperti kerjasama dalam mencapai potensi,penghargaan terhadap prestasi serta komitmen terhadap belajar.

B.Kultur sekolah yang negatif merupakan kultur yang kontra terhadap peningkatan pendidikan yang dalam arti kata lain resisten terhadap perubahan. 

Kehidupan selalu berubah dalam pertumbuhan dan perkembangan anak,perubahan-perubahan itu dapat terjadi karena pengaruh lingkungan yang kuat adalah disekolah karena besar waktunya disekolah,sekolah memegang peranan penting dan strategis dalam mengubah,memodifikasi dan mentransformasikan ilmu pengetahuan,teknologi,dan keterampilan yang berhubungan dengan kebutuhan anak untuk hidup dimasyarakat sesuai dengan tuntutan jamannya.Studi terhadap sekolah-sekolah yang berhasil atau efektif dapat diperoleh gambaran bahwa mereka mempunyai lima karakteristik yaitu:

1.Sekolah memiliki budaya sekolah yang kondusif

2.Adanya harapan antara para guru bahwa semua siswa dapat sukses

3.Menekankan pengajaran pada penguasaan keterampilan 

4.Sistem tujuan pengajaran yang jelas bagi pelaksanaan monitoring dan penilaian keberhasilan kelas

5.Prinsip-prinsip sekolah yang kuat sehingga dapat memelihara kedisiplinan siswa

Penciptaan budaya sekolah dapat dilakukan melalui:

1.Pemahaman tentang budaya sekolah

2.Pembiasaan pelaksanaan budaya sekolah

3.Reward and punisment

Bentuk kultur sekolah muncul sebagai suatu fenomena yang unik dan menarik karena pandangan sikap,perilaku yang hidup dan berkembang dalam sekolah pada dasarnya mencerminkan kepercayaan dan keyakinan yang mendalam dan khas dari warga sekolah.Pendidikan yang berwujud dalam bentuk lembaga atau instansi sekoolah dapat dianggap sebagai pranata sosial yang didalamnya berlangsung interaksi antara pendidik dan peserta didik sehingga mewujudkan suatu sistem nilai atau keyakinan dan juga norma maupun kebiasaan yang dipegang bersama,pendidikan sendiri adalah suatu proses budaya masalah yang terjadi saat ini adalah nilai-nilai yang mana seharusnya dikembangkan atau dibudidayakan dalam proses pendidikan yang berbasis bermutu.Dengan demikian sekolah menjadi tempat dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilai keilmuan saja,melainkan semua nilai-nilai kehidupan yang memungkinkan mampu mewujudkan manusia yang berbudaya.Kultur yang dapat berimas dalam kehidupan sekolah misalnya memberi peluang pada warga sekolah untuk bekerja secara efisien,disiplin dan tertib,kultur sekolah merupakan milik kolegtif bukan milik perorangan,sehigga sekolah dapat dikembangkan dan dilakukan oleh semua warga sekolah.Kultur yang memiliki daya gerak akan mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi,sehingga kerja guru dan semangat belajar siswa akan tumbuh karena dipacu dan didorong dengan dukungan budaya yang memiliki daya ungkit yang tinggi misalnya kinerja sekolah dapat meningkat jika disertai dengan imbalan yang pantas,penghargaan yang cukup dan proporsi tugas yang seimbang begitu juga dengan siswa akan meningkat semangat belajarnya bila mereka diberikan penghargaan yang memadai,pelayanan yang prima serta dukungan dengan sarana yang memadai. Kultur sekolah yang berpeluang sukses adalah budaya yang memiliki daya ungkit dan memiliki daya gerak yang tinggi. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa keberhasilan dan rasa mampu  untuk melaksanakan tugas dengan baik. Misalnya budaya gemar membaca. Budaya membaca di kalangan siswa akan dapat mendorong mereka untuk banyak tahui tentang berbagai macam persoalan yang mereka pelajari di lingkungan sekolah. Demikian juga bagi guru mereka semakin banyak pengetahuan yang diperolah, tingkat pemahaman semakin luas, semua ini dapat berlangsung jika disertai dengan kesadaran, bahwa mutu/ kualitas yang akan menentukan keberhasilan seseorang. Budaya sekolah yang positif akan mendorong semua warga sekolah untuk bekerjasama yang didasarkan saling percaya, mengundang partisipasi seluruh warga, mendorong munculnya gagasan-gagasan baru, dan memberikan kesempatan untuk terlaksananya pembaharuan di sekolah yang semuanya ini bermuara pada pencapaian hasil terbaik. Budaya sekolah yang baik dapat menumbuhkan iklim yang mendorong semua warga sekolah untuk belajar, yaitu belajar bagaimana belajar dan belajar bersama.Akan tumbuh suatu iklim bahwa belajar adalah menyenangkan dan merupakan kebutuhan, bukan lagi keterpaksaan.Belajar yang muncul dari dorongn diri sendiri, intrinsic motivation, bukan karena tekanan dari luar dalam segala bentuknya.Akan tumbuh suatu semangat di kalangan warga sekoalah untuk senantiasa belajar tentang sesuatu yang memiliki nilai-nilai kebaikan.

Budaya sekolah yang baik dapat memperbaiki kinerja sekolah, baik kepala sekolah, guru, siswa, karyawan maupun pengguna sekolah lainnya. Situasi tersebut akan terwujud manakala kualifikasi budaya tersebut bersifat sehat, solid, kuat, positif, dan professional. Dengan demikian suasana kekeluargaan, kolaborasi, ketahanan belajar, semangat terus maju, dorongan untuk bekerja keras dan belajar mengajar dapat diciptakan.

Budaya sekolah yang baik akan secara efektif menghasilkan kinerja yang terbaik pada setiap individu, kelompok kerja/ unit dan sekolah sebagai satu institusi, dan hubungan sinergis antara tiga tingkatan tersebut. Budaya sekolah diharapkan memperbaiki mutu sekolah, kinerja di sekolah dan mutu kehidupan yang diharapkan memiliki ciri sehat, dinamis atau aktif, positif dan profesional.

Budaya sekolah sehat memberikan peluang sekolah dan warga sekolah berfungsi secara optimal, bekerja secara efisien, energik, penuh vitalitas, memiliki semangat tinggi, dan akan mampu terus berkembang. Oleh karena itu, budaya sekolah ini perlu dikembangkan. Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah. Budaya sekolah merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami, yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan personil sekolah baik itu kepala sekolah, guru, staf, siswa dan jika perlu membentuk opini masyarakat yang sama dengan sekolah. Beberapa manfaat yang bisa diambil dari upaya pengembangan budaya sekolah, diantaranya : (1) menjamin kualitas kerja yang lebih baik; (2) membuka seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik komunikasi vertikal maupun horisontal; (3) lebih terbuka dan transparan; (4) menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi; (4) meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan; (5) jika menemukan kesalahan akan segera dapat diperbaiki; dan (6) dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK. Selain beberapa manfaat di atas, manfaat lain bagi individu (pribadi) dan kelompok adalah :  (1) meningkatkan kepuasan kerja; (2) pergaulan lebih akrab; (3) disiplin meningkat; (4) pengawasan fungsional bisa lebih ringan; (5) muncul keinginan untuk selalu ingin berbuat proaktif; (6) belajar dan berprestasi terus serta; dan (7) selalu ingin memberikan yang terbaik bagi sekolah, keluarga, orang lain dan diri sendiri.

Senin, 12 April 2021

KULTUR SEKOLAH

 Nama: Devi Anggreni

Nim:11901216

Kelas:PAI 4B

Makul:Magang 1


Judul:Kultur Sekolah

Laporan bacaan dari tema kultur sekolah judul jurnal tersebut yaitu kultur sekolah di sekolah menengah.http//journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/sakp/article/download/10109/9674.


Menurut saya pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam kehidupan manusia,Pendidikan menjadikan jalan bagi manusia untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan dalam mengembangkan potensi kecerdasan,manusia belajar dan terus mengembangkan potensinya dan mengubah pola pikir agar lebih baik.Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat berperan penting dalam peningkatan mutu pendidikan.Sekolah sebagai suatu sistem belajar memiliki 3 pokok yakni,proses belajar mengajar kepemimpinan serta kultur sekolah.Kultur sekolah disini menjadi aspek yang dapat meningkatkan mutu pendidikan,pendidikan yang bermutu tidak hanya dilhat dari peserta didik namun juga dilihat dari lingkungan sekolah.Setiap sekolah  memiliki kebijakan sendiri untuk meningkatkan kualitas,salah satu kebijakan sekolah adalah adanya tata tertib sekolah yang dibentuk oleh guru dan peserta didik,dengan tata tertib itu warga sekolah bisa melakukan sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dari tata tertib tersebut bisa membuat peserta didik menjadi terbiasa dengan hal-hal yang baik.Kultur sekolah yang positif sangat penting diterapkan disetiap sekolah salah satunya dengan cara menerapkan proses belajar mengajar yang kreatif dan inovatif.Dari beberapa jurnal dan artikel yang saya baca kultur sekolah menurut salah satu para ahli yaitu :Menurut wiyani (2012:99) ada beberapa nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah antara lain:jujur,tanggung jawab,cerdas,kreatif,sehat,bersih,peduli,dan gotong royong.Memiliki kultur sekolah yang positif bukanlah hal yang  mudah,tentunya sangat diperlukan peran penting bagi warga sekolah untuk menjaganya.Warga sekolah harus memiliki pemahaman kultur sekolah yang baik,dengan pemahaman kultur sekolah yang baik maka akan meningkatkan kesadaran untuk meningkatkan kultur sekolah yang positif.Sekolah dengan lingkungan yang bersih akan memberikan suasana belajar yang nyaman dan tenang supaya peserta didik dapat belajar dengan baik disekolah.Kultur sekolah yang baik dimiliki oleh setiap sekolah agar kualitas pedidikan juga semakin baik.Sekolah berperan untuk memberikan kebudayaan dari generasi kegenerasi yang harus memperhatikan kondisi masyarakat,sekolah juga merupakan salah satu institusi sosial yang dapat berpengaruh terhadap proses sosialisasi serta memiliki fungsi untuk kebudayaan dalam masyarakat kepada anak.Sekolah bukan hanya wadah untuk menampung siswa dalam menuntut ilmu tetapi juga untuk siswa beradaptasi dengan siswa yang lain,budaya sekolah tidak berlangsung singkatn akan tetapi merupakan perjalanan yang panjang yang terus diyakini dari masa kemasa oleh seluruh warga  sekolah,budaya dapat menjadi ciri khas dari suatu sekolah yang menjadi identitas yang melekat dengan nilai,keyakinan,serta yang berkembang didalam sekolah,budaya sekolah atau kultur sekolah berkembang dari waktu ke waktu sebagai pengalaman atas cerminan perilaku dan menjadi karakteristik dari suatu sekolah.Kultur sekolah memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan suatu sekolah,untuk itu peran kultur sekolah sangat penting untuk dipahami seluruh warga sekolah,karena kultur sekolah yang berkembang dapat menjadi ciri khas suatu sekolah tersebut,ciri khas tersebut akan melekat pada anggota-anggota sekolah yang dapat digambarkan dalam pola perilaku dan proses interaksi yang terus menerus menggenerasi dari waktu kewaktu.

Berikut yang dapat dikemukakan mengenai fungsi dan peran kultur sekolah:

A.Sebagai ciri khas yang dapat menjadi identitas serta citra suatu lembaga pendidikan,dalam fungsi dan peran kultur sekolah ini dapat menjadi ciri tersendiri dari suatu sekolah yang menjadi ciri khas dan membedakan antara sekolah satu dengan yang lainnya sesuai kultur yang berkembang didalam sekolah.

B.Sebagai pedoman,kultur sekolah dapat menjadi pedoman atau pandangan bagi warga sekolah dalam batasan berprilaku yang sudah disepakati dan menggenerasi dari waktu kewaktu.

C.Sebagai cara pemecahan masalah,kuktur sekolah dapat menjadi sebuah keyakinan cara untuk memecahkan masalah,terbentuknya kultur sekolah tidak dapat menggunakan cara yang singkat,untuk itu dalam hal ini kultur sekolah dapat menjadi keyakinan warga sekolah dalam memecahkan masalah menggunakan cara yang dipercayai dan dianggap benar untuk memecahkan suatu masalah,

D.Sebagai strategi,kultur sekolah dapat dijadikan sebagai strategi untuk sekolah sebagai bahan agar dapat dibanggakan ataupun sebagai nilai popularitas sekolah,strategi ini dapat difungsikan untuk  membuat kebijakan sekolah dalam mengolah sumber daya yang terdapat disesuatu lembaga pendidikan.

E.Sebagai tata nilai,dengan adanya kultur sekolah dapat menggambarkan situasi sosial sekolah seperti perilaku,dengan adanya tata nilai yang berkembang disekolah,sekolah dapat merealisasikan dalam kebijakan sekolah sebagai harapan bagi warga sekolah dalam mewujudkan tujuan dari adanya pendidikan yang dapat dimuat dalam visi serta misi disekolah.

Kultur sekolah juga tidak hanya berpengaruh pada kegiatan warga sekolah,akan tetapi juga mempengaruhi semangat dan motivasi seluruh warga sekolah dalam menjalani setiap kegiatan,kultur sekolah sangat berpengaruh yang mendalam terhadap proses dan cara belajar siswa.

Kultur sekolah dapat dibedakan menjadi 2 yaitu,kultur sekolah positif dan kultur sekolah negatif .Kultur sekolah positif merupakan kuktur sekolah yang dapat meningkatkan sekolah serta kehidupan seperti;sehat,kuat,stabil,dan aktif.Kultur sekolah yang positif dapat memperbaiki sekolah sehingga dapat memberikan peluang bagi sekolah dan warga sekolah untuk kinerja agar lebih efektif,untuk itu kultur sekolah yang positif harus terus dikembangkan dan menjadi tanggung jawab bagi selutuh warga sekolah.

Kultur sekolah yang negatif merupakan kultur sekolah yang tidak kondusif sehingga dapat menghambat sekolah dalam peningkatan pendidikan serta kualitas sekolah.

Dari beberapa jurnal dan artikel yang saya baca Djemari Mardapi (2003) juga mengemukakan kultur sekolah positif dan kultur sekolah negatif sebagai berikut:

A.Kultur sekolah yang positif merupakan kultur dimana sekolah menyediakan kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan,seperti kerjasama dalam mencapai potensi,penghargaan terhadap prestasi serta komitmen terhadap belajar.

B.Kultur sekolah yang negatif merupakan kultur yang kontra terhadap peningkatan pendidikan yang dalam arti kata lain resisten terhadap perubahan. 

Kehidupan selalu berubah dalam pertumbuhan dan perkembangan anak,perubahan-perubahan itu dapat terjadi karena pengaruh lingkungan yang kuat adalah disekolah karena besar waktunya disekolah,sekolah memegang peranan penting dan strategis dalam mengubah,memodifikasi dan mentransformasikan ilmu pengetahuan,teknologi,dan keterampilan yang berhubungan dengan kebutuhan anak untuk hidup dimasyarakat sesuai dengan tuntutan jamannya.Studi terhadap sekolah-sekolah yang berhasil atau efektif dapat diperoleh gambaran bahwa mereka mempunyai lima karakteristik yaitu:

1.Sekolah memiliki budaya sekolah yang kondusif

2.Adanya harapan antara para guru bahwa semua siswa dapat sukses

3.Menekankan pengajaran pada penguasaan keterampilan 

4.Sistem tujuan pengajaran yang jelas bagi pelaksanaan monitoring dan penilaian keberhasilan kelas

5.Prinsip-prinsip sekolah yang kuat sehingga dapat memelihara kedisiplinan siswa

Penciptaan budaya sekolah dapat dilakukan melalui:

1.Pemahaman tentang budaya sekolah

2.Pembiasaan pelaksanaan budaya sekolah

3.Reward and punisment

Bentuk kultur sekolah muncul sebagai suatu fenomena yang unik dan menarik karena pandangan sikap,perilaku yang hidup dan berkembang dalam sekolah pada dasarnya mencerminkan kepercayaan dan keyakinan yang mendalam dan khas dari warga sekolah.Pendidikan yang berwujud dalam bentuk lembaga atau instansi sekoolah dapat dianggap sebagai pranata sosial yang didalamnya berlangsung interaksi antara pendidik dan peserta didik sehingga mewujudkan suatu sistem nilai atau keyakinan dan juga norma maupun kebiasaan yang dipegang bersama,pendidikan sendiri adalah suatu proses budaya masalah yang terjadi saat ini adalah nilai-nilai yang mana seharusnya dikembangkan atau dibudidayakan dalam proses pendidikan yang berbasis bermutu.Dengan demikian sekolah menjadi tempat dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilai keilmuan saja,melainkan semua nilai-nilai kehidupan yang memungkinkan mampu mewujudkan manusia yang berbudaya.Kultur yang dapat berimas dalam kehidupan sekolah misalnya memberi peluang pada warga sekolah untuk bekerja secara efisien,disiplin dan tertib,kultur sekolah merupakan milik kolegtif bukan milik perorangan,sehigga sekolah dapat dikembangkan dan dilakukan oleh semua warga sekolah.Kultur yang memiliki daya gerak akan mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi,sehingga kerja guru dan semangat belajar siswa akan tumbuh karena dipacu dan didorong dengan dukungan budaya yang memiliki daya ungkit yang tinggi misalnya kinerja sekolah dapat meningkat jika disertai dengan imbalan yang pantas,penghargaan yang cukup dan proporsi tugas yang seimbang begitu juga dengan siswa akan meningkat semangat belajarnya bila mereka diberikan penghargaan yang memadai,pelayanan yang prima serta dukungan dengan sarana yang memadai. Kultur sekolah yang berpeluang sukses adalah budaya yang memiliki daya ungkit dan memiliki daya gerak yang tinggi. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa keberhasilan dan rasa mampu  untuk melaksanakan tugas dengan baik. Misalnya budaya gemar membaca. Budaya membaca di kalangan siswa akan dapat mendorong mereka untuk banyak tahui tentang berbagai macam persoalan yang mereka pelajari di lingkungan sekolah. Demikian juga bagi guru mereka semakin banyak pengetahuan yang diperolah, tingkat pemahaman semakin luas, semua ini dapat berlangsung jika disertai dengan kesadaran, bahwa mutu/ kualitas yang akan menentukan keberhasilan seseorang. Budaya sekolah yang positif akan mendorong semua warga sekolah untuk bekerjasama yang didasarkan saling percaya, mengundang partisipasi seluruh warga, mendorong munculnya gagasan-gagasan baru, dan memberikan kesempatan untuk terlaksananya pembaharuan di sekolah yang semuanya ini bermuara pada pencapaian hasil terbaik. Budaya sekolah yang baik dapat menumbuhkan iklim yang mendorong semua warga sekolah untuk belajar, yaitu belajar bagaimana belajar dan belajar bersama.Akan tumbuh suatu iklim bahwa belajar adalah menyenangkan dan merupakan kebutuhan, bukan lagi keterpaksaan.Belajar yang muncul dari dorongn diri sendiri, intrinsic motivation, bukan karena tekanan dari luar dalam segala bentuknya.Akan tumbuh suatu semangat di kalangan warga sekoalah untuk senantiasa belajar tentang sesuatu yang memiliki nilai-nilai kebaikan.

Budaya sekolah yang baik dapat memperbaiki kinerja sekolah, baik kepala sekolah, guru, siswa, karyawan maupun pengguna sekolah lainnya. Situasi tersebut akan terwujud manakala kualifikasi budaya tersebut bersifat sehat, solid, kuat, positif, dan professional. Dengan demikian suasana kekeluargaan, kolaborasi, ketahanan belajar, semangat terus maju, dorongan untuk bekerja keras dan belajar mengajar dapat diciptakan.

Budaya sekolah yang baik akan secara efektif menghasilkan kinerja yang terbaik pada setiap individu, kelompok kerja/ unit dan sekolah sebagai satu institusi, dan hubungan sinergis antara tiga tingkatan tersebut. Budaya sekolah diharapkan memperbaiki mutu sekolah, kinerja di sekolah dan mutu kehidupan yang diharapkan memiliki ciri sehat, dinamis atau aktif, positif dan profesional.

Budaya sekolah sehat memberikan peluang sekolah dan warga sekolah berfungsi secara optimal, bekerja secara efisien, energik, penuh vitalitas, memiliki semangat tinggi, dan akan mampu terus berkembang. Oleh karena itu, budaya sekolah ini perlu dikembangkan. Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah. Budaya sekolah merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami, yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan personil sekolah baik itu kepala sekolah, guru, staf, siswa dan jika perlu membentuk opini masyarakat yang sama dengan sekolah. Beberapa manfaat yang bisa diambil dari upaya pengembangan budaya sekolah, diantaranya : (1) menjamin kualitas kerja yang lebih baik; (2) membuka seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik komunikasi vertikal maupun horisontal; (3) lebih terbuka dan transparan; (4) menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi; (4) meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan; (5) jika menemukan kesalahan akan segera dapat diperbaiki; dan (6) dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK. Selain beberapa manfaat di atas, manfaat lain bagi individu (pribadi) dan kelompok adalah :  (1) meningkatkan kepuasan kerja; (2) pergaulan lebih akrab; (3) disiplin meningkat; (4) pengawasan fungsional bisa lebih ringan; (5) muncul keinginan untuk selalu ingin berbuat proaktif; (6) belajar dan berprestasi terus serta; dan (7) selalu ingin memberikan yang terbaik bagi sekolah, keluarga, orang lain dan diri sendiri.